PRINSIP-PRINSIP BK


PRINSIP-PRINSIP BK
A.    Prinsip BK(Umum Dan Khusus)
1.      Prinsip umum BK
Menurut Gunawan, Yusuf(192:53) dalam bukunya menjelaskan prinsip umum BK sebagai berikut:
a.       Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing
b.      Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individ yang yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan mampu mengahdapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
c.       Pemberian bantuan dsesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d.      Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu
e.       Pelaksanaan BK dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dibutuhkan individu yang dibimbing
f.       Upaya pemeberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel
g.      Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran disekola yang bersangkutan
2.      Prinsip Khusus
a.       Prinsip khusus yang berhubungan dengan peserta didik
·         Pelayanan BK harus diberikan kepada semua siswa
·         Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan BK kepada individu atau siswa
·         Program pemberian bimbingan dan onseling harus berpusat pada siswa
·         Pelayanan BK disekolah dan madrasah harus dapat memnuhi kebutuhan individu yang bersangkutan yang beragam dan luas.
·         Siswa yang tekah memperoleh bimbingan harus secara berangsur dapat menolong dirinya sendiri
3.      Berkaitan dengan peserta didik
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu; (a) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar, (b) timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan dan Konseling:
a)      Bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik
b)      program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan
c)      program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu
d)     program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.

4.      Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warga negara yang baik. Karena pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan.
Tujuan pendidikan sebagai arah pendidikan
Tujuan itu menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang ke situasi berikutnya. Dalam meninjau tujuan sebagai arah ini, tidak ditekankan pada masalah ke jurusan mana garis yang telah memberi arah pada usaha tersebut, tetapi ditekankan kepada soal garis manakah yang harus kita ambil dalam melaksanakan usaha tersebut, atau garis manakah yang harus ditempuh dalam keadaan “sekarang” dan “disini”. Misalnya guru yang bertujuan membentuk anak didiknya menjadi manusia yang cerdas, maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.
Tujuan sebagai titik akhir
Tujuan di samping dapat dipandang dari segi titik tolaknya, juga dapat dipandang dari segi titik akhir yang akan dicapainya. Di sini perhatian pada hal yang akan dicapai atau dituju yang terletak pada jangkauan masa datang, dan bukan pada situasi sekarang atau pada jalan yang harus diambil dalam situasi tadi. Misalnya seorang pendidik yang bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia susila, maka tekanannya di sini ialah gambaran tentang pribadi susila yang menjadi idamannya tadi. 
Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan semata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna lebih luas.

5.      Prinsip Pengorganisasian
Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perlu diperhatikan beberapa prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Adapun prinsip-prinsip organisasi, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.       Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,sehingga  tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
b.      Prinsip skala Hierarki
Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehinnga dapat mempertegas ddalam pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
c.       Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seseorang atasan saja
d.      Prinsip pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa meminta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya.
e.       Prinsip pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan

6.      Permasalahan
Pemahaman terhadap suatu Permasalahan BK perlu dilakukan secara menyeluruh, mendalam, dan objektif. Menyeluruh artinya meliputi semua jenis informasi yang diperlukan, baik kemampuan akademik, keadaan social psikologis termasuk bakat, minat, sikap, keadaan fisik, lingkungan keluarga. Infomasi itu dipelajari melalui berbagai cara termasuk wawancara konseling, kunjungan rumah, observasi, catatan kumulatif. Penjelajahan jenis informasi melalui cara itu bukan saja menambah pemahaman yang lebih luas, melainkan juga pemahaman semakin mendalam, dan tentunya informasi atau data yang terkumpul itu haruslah akurat dan objektif. Untuk maksud tersebut di atas, upaya yang perlu dilakukan oleh guru pembimbing ialah ;
a.       Mengenali gejala
Pertama-tama tentu kita mengamati adanya suatu gejala, gejala itu mungkin ditemukan atau diperoleh dengan beberapa cara, Guru Pembimbing menemukan sendiri gejala itu pada siswa yang mempunyai masalah, Guru mata pelajaran memberikan informasi adanya siswa yang bermasalah kepada guru pembimbing. Wali kelas meminta bantuan guru pembimbing untuk menangani seseorang siswa yang bermasalah berdasar informasi yang diterimanya dari pihak lain, seperti siswa, para guru ataupun pihak tata usaha.
b.      Membuat deskripsi Permasalahan BK
Setelah gejala itu dipahami oleh guru pembimbing, kemudian dibuatkan suatu deskripsi Permasalahan BKnya secara objektif, sederhana, tetapi cukup jelas.
c.       Setelah deskripsinya dibuat, dipelajari lebih lanjut aspek ataupun bidang-bidang masalah yang mungkin dapat ditemukan dalam deskripsi itu. Kemudian ditentukan jenis masalahnya, apakah menyangkut masalah pribadi, social, belajar ataupun karier.
d.      Jenis masalah yang sudah dikelompokan itu dijabarkan dengan cara mengembangkan ide-ide atau konsep-konsep menjadi lebih rinci, agar lebih mudah memahami permasalahannya secara cermat.
e.       Adanya jabaran masalah yang lebih terinci itu dapat membantu guru pembimbing untuk membuat perkiraan kemungkinan sumber penyebab masalah itu muncul.

Daftar Rujukan

-          Prayitno dan amiti, Erma.(2004). Prinsip Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta
-          Tohirin.2007.Bimbingan Dan Konseling disekolah madrasah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada




Komentar

Postingan populer dari blog ini

LATAR BELAKANG PERLUNYA BK BAGI SISWA DILIHAT DARI BERBAGAI SEGI

JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING