LATAR BELAKANG PERLUNYA BK BAGI SISWA DILIHAT DARI BERBAGAI SEGI
LATAR BELAKANG
PERLUNYA BK BAGI SISWA DILIHAT DARI BERBAGAI SEGI
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai
pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah
laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung
mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya
beruntun.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen
dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru merupakan salah
satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai
pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk
memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
konseling di sekolah.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul dan diperlukannya bimbingan
dan konseling :
1. Latar Belakang Psikologis
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini
sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah
laku klien, yaitu tingkah laku yang perlu diubah atau dikembangkan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan
lingkungannya. Di samping itu, peserta didik senantiasa mengalami berbagai
perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu
berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang
dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan
individu, perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta
masalah belajar.
2. Latar Belakang Sosial Budaya
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang
artinya bahwa individu makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya, tepapi
juga tuntutan budaya di mana individu itu tinggal, tuntutan budaya itu
dilakukan agar segala dampak modrenisasi dapat di filter oleh individu tersebut
secara otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya
sesuai dengan budaya yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh
lingkungan tersebut. Untuk mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut,
sangat diperlukan sebuah bimbingan.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di
Indonesia, Moh. Surya mengatakan tentang tren bimbingan dan konseling
multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural
sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan
konseling dilaksanakan dengan latar belakang berlandaskan semangat bhinneka
tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling
hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata
mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
3. Latar Belakang Agama
Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada
dasarnya sama memiliki fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori
ini pun, sangat diperlukan sekali bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi
spiritualitas individu, seperti: dekadensi moral, budaya hedonistik, dan
penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukan agar setiap individu mampu
memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus kearah
negative, sehingga kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Dalam landasan agama, bimbingan dan konseling
diperlukan penekanan pada 3 hal
pokok:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk
Tuhan
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan
manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya
secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah
individu.
Landasan religius bimbingan dan konseling pada
dasarnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap
kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling. Pembahasan
landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan nilai-nilai agama
dalam proses bimbingan dan konseling.
4. Latar Belakang Pendidikan
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan
pendidikan yang bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya
membantu membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena
semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat individu
lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai
bimbingan, seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir
melalui berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan
dengan lancar dengan adanya bimbingan dan konseling.
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam
berbagai jurusan khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan
akan bimbingan untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang
tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang lingkup
dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam tiap bidang
studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang studi
dengan tekun. Perkembangan ke arah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan
dan sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua
menimbulkan akibat bahwa setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat
individual dan khusus. Dalam hal ini pula terasa sekali kebutuhan akan
bimbingan di sekolah.
Untuk menuju
tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya
bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional
(pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak
didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara
optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah
kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian yang baik,
kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi
kepada anak didik melalui bimbingan.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang
amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar
berkembang secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya
akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik,
psikologis, maupun sosial.
Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang
perlunya bimbingan dilihat dan segi pendidikan.
·
Pertama adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar
dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan
menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran.
Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan
dan konseling.
·
Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu
terjadi perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya.
Menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan
dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
·
Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai
pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik,
maka guru harus dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para
siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
5. Latar Belakang Perkembangan IPTEK
Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi
berkembang sangat pesat, oleh karena itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling,
agar individu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari perkembangan
tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu diarahkan kepada dampak
positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi yang
harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan syarat
pekerjaan serta persaingan antar individu.
Dengan teknologi jaringan tidak hanya mata kuliah atau
bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi, melainkan hampir
sebagian besar proses belajar mengajar termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau
Bimbingan Karier sudah bisa memanfaatkan teknologi.
Terkait sasaran layanan makin kompleks, diperlukan
pelayanan BK yang profesional. Salah satu syarat pekerjaan profesional itu
adanya komitmen menerapkan keahlian. Lembaga ataupun sekolah harus selalu
menyiapkan guru BK yang adaptif dengan perubahan iptek sehingga teori yang
dipelajari relevan dengan tugas BK.
Dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik
Intranet maupun Internet proses belajar mengajar, proses interaksi antara
konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi
ruang dan waktu. Dengan demikian peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan
khususnya Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dan maksimal.
Komentar
Posting Komentar